Thursday, March 28, 2013

Laba naik 33 persen, CIMB Niaga tak bagikan dividen

Laba naik 33 persen, CIMB Niaga tak bagikan dividen
Foto: CIMB Niaga Banking Hall. ©2012 Okesharezone
Reporter: Dudi Anggoro

Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) CIMB Niaga memutuskan perseroan tidak akan membagikan dividen kepada para investor. Padahal, laba sepanjang 2012 yang diperoleh perseroan sebesar Rp 4,23 triliun atau meningkat sebesar 33 persen dari tahun sebelumnya. Pemegang saham memilih dialokasikan laba untuk pengembangan bisnis perseroan.

"Karena laba digunakan untuk memperkuat modal dan menjaga kinerja agar bisa bertumbuh. Saat ini posisi CAR (rasio kecukupan modal) sekitar 14 persenan," kata Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid di CIMB Niaga Pondok Indah, Kamis (28/3).

Sektor bisnis yang akan dikembangkan oleh perseroan adalah sektor kredit usaha mikro kecil menengah (UMKM). Sebagaimana ketentuan Bank Indonesia yang menetapkan rasio kredit UMKM bagi perbankan adalah minimal 20 persen dari total portofolio kredit bank.

"CIMB Niaga terus mengembangkan produk dan layanan usaha mikro dan kecil (UMK) melalui bisnis mikro laju, yang per 31 Desember 2012 telah menyalurkan kredit sebesar Rp 2,15 triliun, meningkat 73 persen dari 2011," jelas Arwin.

Selain itu, RUPST juga menyetujui pengangkatan kembali seluruh anggota Direksi CIMB Niaga yang saat ini menjabat, hingga RUPST tahun 2015 yang akan diselenggarakan pada tahun 2016 mendatang.

Sedangkan dari sisi Dewan Komisaris, RUPST menyetujui pengangkatan Pri Notowidigdo sebagai Komisaris merangkap Komisaris Independen. "Pengangkatan Pri Notowidigdo akan berlaku efektif sejak diperolehnya persetujuan dari Bank Indonesia," tutur Arwin.

Di samping membukukan laba Rp 4,23 triliun, perseroan memantapkan posisinya sebagai bank yang berorientasi pada pasar bebas ASEAN. Pertumbuhan tersebut, lanjut Arwin juga diikuti dengan naiknya dana pihak ketiga (DPK) sebesar 15 persen menjadi Rp 151,02 triliun, dengan komposisi dana murah (giro dan tabungan/CASA) hingga Rp 65,65 triliun.

Hasil ini mengokohkan posisi perseroan sebagai bank terbesar kelima dari sisi aset di tahun 2012 sebesar Rp 197,41 triliun atau tumbuh 18 persen dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp 166,80 triliun. "Pertumbuhan ini seiring dengan pertumbuhan portofolio kredit sebesar 16 persen menjadi Rp 145,40 triliun per 31 Desember 2012," jelasnya.

Selain itu, perseroan mengungkapkan niatannya untuk segera melantai di Bursa Efek Indonesia."Kita masih berniat (listing di BEI), namun masih menunggu (aturan dualisting)," katanya.

No comments:

Post a Comment