Thursday, November 29, 2012

Jokowi sebut rapat MRT hanya berisi orang yang mengamuk

Jokowi sebut rapat MRT hanya berisi orang yang mengamuk
Foto: Jokowi. ©2012 Okesharezone/Rijatno
Reporter: Ali Subagyo

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyebut rapat Mass Rapid Transit (MRT) yang berlangsung kemarin hanya berisi orang mengamuk saja. Pria yang disapa Jokowi ini menilai, kejadian tersebut akibat sosialisasi hingga ke masyarakat masih kurang.

"Bawahnya harus diberikan pengertian. Enggak kayak kemarin coba, isinya orang ngamuk aja, iya kan. Karena sosialisasinya kurang mateng," ujar Jokowi di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (29/11).

Dalam rapat MRT yang berlangsung selama dua jam sepanjang sore kemarin, Jokowi mengaku belum memahami seluruh konsep yang ditawarkan Pemprov DKI dan kontraktor. Termasuk perhitungan nilai Return of invesment (ROI).

"Return of investmennya, jumlah penumpang, rute belum (memuaskan). Kemudian masalah-masalah non teknis. Kan masih banyak. Dulunya kan saya enggak ngerti dulu-dulunya, sosialisasi yang dulu itu seperti apa," tandasnya.

Tidak hanya itu, dirinya meminta agar pihak-pihak yang terlibat untuk menghitung kembali nilai subsidi yang harus dikucurkan Pemprov DKI. "Subsidinya berapa kalau angkanya diambil seperti itu (Rp 15 ribu per penumpang). Subsidi perorang berapa, kalikan per hari berapa, kalikan pertahun berapa miliar, harus jelas semuanya," lanjutnya.

Sebelumnya, Jokowi memilih memilih walk out dari rapat pembahasan MRT karena tidak menyelesaikan sejumlah pokok masalah. Keputusannya untuk meninggalkan rapat tersebut membuat rencana ditetapkannya mega proyek milik Pemprov DKI itu terhambat.

Jokowi menilai, berlarutnya rapat MRT itu terjadi karena belum matangnya pembahasan mengenai ROI. Kemudian, transparansi pembangunan proyek itu karena menyentuh langsung terhadap sosial ekonomi masyarakat yang terkena imbasnya. Pasalnya, warga yang berada di sekitar mengaku tidak mengetahui proses pembangunan.

Mantan Wali Kota Solo itu juga meminta kepada Dinas Perhubungan dan kontraktor untuk lebih merinci penggunaan dana sebesar 30 persen dari Jepang.

No comments:

Post a Comment