Saturday, November 17, 2012

Perjalanan karier sang raja dangdut

Perjalanan karier sang raja dangdut
Foto: Inul - Rhoma
Reporter: Sarah Puspitasari

Liku-liku perjalanan karier Rhoma Irama menarik untuk disimak. Tak cuma moncer di dunia tarik suara, segudang film pun pernah dibintanginya dan menjadi box office pada zamannya.

Sang raja dangdut, Rhoma Irama mengawali karir bermusiknya bersama sebuah band berdama Gayhand pada 1963. Tak lama kemudian Dia bergabung dengan sebuah kelompok Orkes bernama Chandra Leka. Pada 13 Oktober 1973, Rhoma memutuskan membentuk band sendiri yang diberi nama Soneta.

Melalui grup barunya itu, Rhoma mencanangkan musiknya dengan nama "Voice of Moslem" (suara muslim), dia menyebutnya sebagai agen pembaharu musik melayu dengan unsur musik rock serta melakukan banyak improvisasi. Tak heran jika aransemen musik, syair, litik dan penampilannya memiliki cita rasa yang berbeda dibanding dengan musik-musik yang berkembang pada masanya.

Keahliannya untuk membuat nuansa musik berbeda itu membuat sosok Rhoma makin dikenal oleh para pecinta musik. Bahkan, hasil penjualan kaset-kasetnya membuat ia meraih 11 Golden Record.

Sukses serupa juga berhasil diraih Rhoma saat terjun ke dunia sinematografi, tidak sedikit film yang diperankannya saat sedang berada di puncak karirnya. Dari data yang diluncurkan PT Perfin, hampir semua film yang dibintanginya selalu laku dipasaran.

Salah satu judul film yang paling sukses adalah Satria Bergitar, film yang dibuat dengan biaya produksi hingga Rp 750 juta itu mendapat respon besar dari para penggemarnya. Belum selesai pembuatannya, film tersebut sudah meraup keuntungan hingga Rp 400 juta.

Dari hasil wawancara pada salah satu media, kakak Rhoma, Benny Muharam yang juga produser PT Rhoma Film ini mengaku adiknya tidak pernah mengambil honornya dari hasil berakting. Putra Raden Irama Burdah Anggawirya itu hanya hidup dari hasil penjualan kasetnya, sedangkan keuntungan yang didapat dari seluruh filmnya disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.

Dari catatan hingga pertengahan 1984 lalu, dari hasil penjualan kaset hingga jumlah penonton yang melihat aktingnya di layar bioskop, jumlah penggemarnya diperkirakan mencapai 15 juta orang atau 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia saat itu.

"Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas," tulis majalah TEMPO pada terbitan 30 Juni 1984 lalu. Kepada jurnalis yang meliput kiprahnya saat itu, Rhoma sempat berucap. "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."

Dari penyanyi, pemusik dan pencipta lagu, karir Rhoma terus berkembang, ketika masa Orde Baru, dia memilih bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Keputusan itu diambil setelah ia beberapa kali menolak bergabung dengan Golkar yang membuatnya dimusuhi penguasa ketika itu.

Meski tidak aktif berpolitik, Rhoma sempat terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai utusan Golongan yang mewakili seniman dan artis pada 1993 lalu. 11 tahun kemudian, Rhoma aktif berkampanye bersama Partai Keadilan Sejahtera pada Pemilu 2004.

Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film. Sepanjang karirnya, tidak sedikit wanita-wanita cantik di sekitar Rhoma. Demikian juga kisah konfliknya dengan si Ratu Ngebor, Inul Daratista, hingga sosok-sosok antagonis di sekitar Rhoma.

No comments:

Post a Comment