Sunday, November 25, 2012

Marak kekerasan, wartawan minta perlindungan saat bertugas

Marak kekerasan, wartawan minta perlindungan saat bertugas
Foto: Ilustrasi tindak kriminal.
Reporter: Faiz Abidin

Puluhan wartawan dari media cetak, televisi, radio dan online di Kota Semarang, Jateng menggelar aksi solidaritas atas tragedi yang menimpa Aryono Linggotu (26). Aryono adalah wartawan media cetak Metro Manado yang tewas ditikam oleh sekelompok anak remaja.

Aksi yang dipimpin Koordinator Lapangan Didik S dari TV Borobudur berlangsung dengan hidmat di bundaran eks videotron Jalan Pahlawan Kota Semarang. Sebelumnya, dilaksanakan doa bersama untuk Aryono.

"Meski jurnalis dilindungi UU Pers No 40 tahun 1999, namun perusahaan tempat wartawan bekerja tidak memberikan perhatian jika wartawan mengalami persoalan di lapangan. Perusahaan hanya berfikir kepada bisnis, tidak memperhatikan kita yang rawan dengan resiko, meski ada UU yang melindungi kita, namun tidak ada badan atau lembaga khusus yang mengayomi kita," tegas Didik dalam orasinya.

Anton Sudibyo, wartawan Suara Merdeka dalam orasinya mengatakan, dari hasil penelitian sebuah lembaga luar negeri, sedikitnya 49 wartawan menjadi korban kekerasan dalam sebulan. Namun, ironisnya, perusahaan tidak memperhatikan hal itu.

"Masih banyak temen-temen wartawan yang mendapatkan honor dibawah UMK, sementara tugas kita di lapangan rentan terhadap resiko. Dari banyak kasus kekerasan yang terjadi terhadap wartawan, mayoritas tidak terungkap, salah satunya adalah kasus Udin, wartawan Bernas," jelas Anton berapi-api.

Lebih lanjut Anton menyatakan, yang paling baru adalah penganiayaan terhadap fotografer Riau Pos oleh anggota TNI AU, yang hingga saat ini juga tidak jelas penanganannya.

"Mari kita rapatkan barisan, kita minta kepada perusahaan untuk bisa melindungi wartawannya yang bertugas di lapangan," tambahnya.

Damar Sinuko, wartawan Trans7 yang juga ketua Wartawan Unit Polda Jateng juga menambahkan bahwa wartawan terikat dengan peraturan perusahaan, apapun yang terjadi di lapangan, perusahaan memang sepertinya tidak mau tahu.

"Untuk itu, wartawan di lapangan harus kompak, harus solid untuk mencegah terjadinya penganiayaan seperti yang dialami teman-teman kita di Riau maupun di Manado," tambahnya.

Seperti diketahui, Aryono, wartawan media lokal, Metro, tewas ditikam di Jl Daan Mogot 4, Kelurahan Tikala Baru, Lingkungan II Kecamatan Tikala Manado. Korban mengalami 14 luka tusukan di sekujur tubuhnya.

No comments:

Post a Comment