Monday, November 12, 2012

Negara maju pelit dalam liberalisasi perdagangan

Negara maju pelit dalam liberalisasi perdagangan
Foto: SBY di KTT APEC Russia
Reporter: Deni Cakrojoyo

Advisory Board Team APEC Study Center Universitas Indonesia, Lepi Tarmidi, menegaskan kontribusi APEC dalam memajukan perdagangan internasional melalui proses liberalisasi hampir tidak ada. Saat ini proses liberalisasi justru terhenti di negara-negara maju.

"Negara maju minta banyak dari negara berkembang, tapi ketika diminta sebaliknya melakukan liberalisasi mereka hanya sedikit yang mau," ujarnya dalam acara sosialisasi Indonesia sebagai tuan rumah KTT APEC 2013 di Auditorium Juwono Sudarsono, Universitas Indonesia, Depok, Senin, (12/11).

Dia mengatakan saat ini banyak negara di dunia baik kawasan atau bilateral yang merumuskan sendiri konsep perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA). FTA diyakini lebih efektif untuk memajukan perdagangan. "FTA mempunyai jadwal dan program berapa penurunan tarif per tahun. Hal ini tidak ada di APEC," ungkapnya.

Lepi menegaskan berkembangnya sub regional dan hubungan bilateral antar negara untuk kemajuan perdagangan, menunjukkan APEC telah gagal. Kegagalan APEC membuat negara-negara membuat organisasi baru dan perjanjian perdagangan bebas baru. "APEC hanya menjadi acara pertemuan wajib bagi pemimpin dunia. Seperti pergi ke mesjid atau gereja," katanya.

Untuk memperbaiki hal ini, beberapa langkah yang harus dirumuskan dalam pertemuan nanti antara lain penyusunan kembali visi APEC. Selain itu diperlukan juga suatu program kerja penurunan tarif dalam upaya membuka jalur perdagangan. "Mandegnya negara maju untuk membuka diri harus dibenahi dengan mendesain ulang visi APEC yang lebih down to earth," katanya.iv dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">

No comments:

Post a Comment